Instalasi patung kucing besar berwarna biru, berdiri di pameran seni rupa Jakarta Provoke, Pos Bloc, Jakarta, yang digelar dari 19 Juni hingga 3 Juli 2025. Instalasi itu adalah karya perupa Syakieb Sungkar. Dia membangun dunia surealistik tentang kucing dan imajinasi figur manusia, yang menyatu dengan kepala kucing. Instalasi seni itu diberi judul “The Cats World”.
Menurut kurator pameran, Anna Sungkar, instalasi berupa patung di ruang khusus tersebut merefleksikan hubungan tak terucap antara manusia dan kucing dalam dunia yang mewakili Kota Jakarta.
“Manusia dan kucing berbagi ruang yang sama, tetapi sering kali dalam skala yang berbeda. Kucing hadir sebagai sosok agung, penjaga emosi, bahkan metafora dari jiwa yang mencari tempat bernaung,” kata Anna, dari keterangan tertulis yang diterima Alinea.id, Jumat (20/6).
Sementara itu, Syakieb mengatakan, gambaran surealistik Kota Jakarta semakin berkembang pesat dan hiruk-pikuk. Namun, ironisnya, manusia semakin terasing. Maka, solusinya mencari kedekatan yang tak bisa diberikan antarmanusia.
“Saya ingin memberi impresi identitas manusia dan kucing yang tak bisa dipisahkan, serta memprovokasi apresian seni rasa ingin tahu, mengalami kedekatan dengan binatang peliharaan, seolah memadukan realitas dan mimpi,” ujar Syakieb.
Para pengunjung pameran, tak hanya dapat melihat karya Syakieb. Namun juga bisa berinteraksi, memeluk objek seni, dan berswafoto.
“Semua hal di ruang-ruang urban Jakarta itu, memberi pengunjung partisipasi dalam pengalaman-pengalaman privatnya memaknai seni dan keindahan keintiman bersama objek kucing,” ucap Syakieb.
“Instalasi seni ini mengimajinasikan kucing yang bersandar kepalanya pada badan kita adalah sebentuk kehangatan, ungkapan rasa hormat, dan ikatan rasa tentang patung-patung berbahan resin berwarna-warni yang menjadi sahabat, tempat pulang dan menyatu.”
Anna mengambahkan, praktik seni Syakieb menghasilkan visual knowing dan imaginative knowing, yakni cara berproses berkarya sebagai riset atas bentuk. Hasilnya berupa gambar-gambar yang memengaruhi sensori seniman terhubung dengan perasaan kolektif indrawi dengan manusia lain.
Kucing-kucing dengan gaya pop surealistik itu berwarna cerah, dengan sentuhan komikal, riang, serta akrab. Pengalaman inderawi apresian, bila menyentuh karya itu, seolah simbol kehangatan fisik, saat kucing berbulu lembut dibelai dalam imajinasi mereka.
Syakieb dan objek kucing-kucing itu bukan sekadar objek estetis. Namun juga entitas yang menghidupkan kembali kerinduan dalam narasi surealistik tentang manusia dengan keintimannya terhadap sahabat, dunia dongeng, dan meliputi ingatan masa kanak-kanak.
“Saya sebenarnya tak hanya menyajikan dunia sebagai sebuah perwakilan, namun membangun ruang berbagi bagi apresian untuk memasuki dan mengalami dunia kucing dan manusia secara langsung,” tutur Syakieb.
“Anda akan merasakan kontradiksi keheningan dan kesepian dalam narasi, namun yang berbinar terang warna, gambaran yang jenaka, seolah ramai namun sebuah refleksi manusiawi.”