Pandemi memaksa pelaku seni teater beradaptasi dengan perubahan

Ekosistem teater Jakarta yang sehat dapat mengibaratkan FTJ sebagai sebuah tempat tumbuh kembangnya seni teater

Pembukaan dan Konferensi Pers Festival Teater Jakarta ke-48 Adaptasi, Sabtu (4/12/2021). Foto

Ketua Dewan Kesenian Jakarta Danton Sihombing mengatakan, pandemi memaksa pelaku seni teater untuk bergerak dan beradaptasi dengan ketegangan-ketegangan baru antara presentasi dan produksi tatap muka dengan digital, semangat artistik dengan keterbatasan sarana dan prasarana dan pola interaksi penonton reguler dengan penonton baru. Maka, tepatlah pilihan tajuk Adaptasi untuk Festival Teater Jakarta atau FTJ 2021.

“Judul ini juga bisa menjadi refleksi perjalanan panjang FTJ dari tahun ke tahun, sebagai contoh FTJ 2019 mencatat perubahan standar kota Jakarta yang pada hakikatnya juga membutuhkan adaptasi mulai dari isu transportasi hingga sampah,” ucap Danton dalam kegiatan Pembukaan dan Konferensi Pers Festival Teater Jakarta ke-48 Adaptasi, Sabtu (4/12).

Catatan ini, lanjutnya, menjadi bagian dari pembacaan terhadap pencarian bentukan platform maupun ekosistem pertunjukan yang dibutuhkan oleh penonton masa kini. Tak sepenuhnya tentang kebutuhan kekinian namun juga mendapatkan dialog dengan masa lalu untuk mengisi memori kolektif kota.

Sementara Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, kegiatan ini merupakan wadah bagi pribadi dan komunitas teater untuk mengekspreksikan karya-karya seni yang memberikan tontonan dan sekaligus tuntunan 

"Kami Pemprov DKI mendukung kegiatan ini.Harapannya bisa menjadi pemantik tumbuh berkembangnya bibit-bibit teater yang nantinya mengharumkan nama Indonesia khususnya Jakarta," kata dia.