Penyakit jantung sebabkan 600.000 kematian per tahun di Indonesia

Enam kota yang belum memiliki layanan pemasangan ring jantung, serta belum ada separuh dari seluruh kota yang mampu memasang ring

Ilustrasi. Pixabay

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, menyampaikan, penyakit jantung atau kardiovaskular di Indonesia menjadi penyakit yang menyebabkan korban jiwa paling tinggi setiap tahun, yaitu lebih dari 600.000 kematian.

Kendati begitu, terdapat enam kota yang belum memiliki layanan pemasangan ring jantung, serta belum ada separuh dari seluruh kota yang mampu memasang ring jantung.

Untuk itu, Budi menargetkan pada 2024, akan ada 207 rumah sakit di kabupaten atau kota akan memiliki cath lab atau kateterisasi jantung. Bahkan, pada 2027 ditargetkan seluruh rumah sakit di kabupaten sudah memiliki fasilitas kateterisasi jantung.

“Sebelum saya pensiun, pada 2024 setengah dari 514 kabupaten atau kota pasti akan punya cath lab. Kami sudah hitungkan anggarannya. Pada 2027, seratus persen dari seluruh 514 kabupaten atau kota pasti akan punya cath lab. Saya sudah hitung. Saya ingin mempercepat targetnya, tetapi masih terbatas di anggaran,” kata Budi dalam Webinar Hari Jantung Sedunia, pada Rabu (12/10).

Selain fasilitas cath lab, bersumber dari data BPJS Kesehatan, penyakit jantung juga menjadi beban pembiayaan paling tinggi, yaitu di atas Rp9 triliun yang ditanggung oleh negara. Hal ini mengkhawatirkan Budi sebab serangan jantung memerlukan penanganan cepat, maka dari itu perlu penindaklanjutan segera dari pihak provinsi dan kota dalam melayani masyarakat yang terkena penyakit jantung.