Perang yang gamang terhadap para pembajak buku

Pembajakan buku menghantui penulis, penerbit dan pekerja perbukuan. Pembajakan dilakukan terang-terangan. Kini merambah pula ke online.

Pembajakan buku sudah terang-terangan menjual di toko buku offline maupun online. Alinea.id/Sulthanah Utarid

Penulis buku fiksi Boy Candra mengeluh. Hampir seluruh buku yang ditulisnya sudah dibajak. Ia mengisahkan, ketika mengadakan diskusi bukunya, seorang peserta diskusi membawa buku bajakan karyanya untuk ditanda tangani.

“Dari sebelas buku yang dibawa, itu bajakan semua. Tapi saya enggak bilang, karena di depan umum nanti dia malu. Tetap saya tanda tangan, tapi acak-acakan,” katanya saat dihubungi reporter Alinea.id, Selasa (23/4).

Boy mengaku tidak tahu bagaimana alur pembajakan bisa terjadi. Ia menceritakan, bahkan untuk bukunya yang masih dalam tahapan pre order pun sudah beredar bajakannya.

“Saya enggak tahu bolongnya di mana, entah dari penerbit atau di mana. Belum juga resmi beredar, bajakannya sudah lebih dulu (dijual),” tutur penulis yang sudah menerbitkan 15 judul buku.

Pembajak mencari pembenaran