Protokol kesehatan pada wisata arung jeram, apa saja?

Setelah melakukan kegiatan arung jeram, alangkah baiknya semua wisatawan mencuci tangan dan mencuci muka menggunakan sabun.

Ilustrasi. Pixabay

Kemenparekraf berkerja sama dengan Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) dan pelaku pariwisata arung jeram telah menyusun protokol kesehatan dan panduan pelaksanaan CHSE (cleanliness, health, safety, and environmental sustainability) atau kebersihan, kesehatan, keamanan, dan kelestarian alam berkelanjutan untuk wisata arung jeram.

Ketua Umum FAJI Amalia Yunita mengatakan, panduan CHSE untuk wisata arung jeram meliputi seluruh mata rantai aktivitas arung jeram. Seperti angkutan kendaraan maupun makanan, pelaksanaan standar operasional prosedur (SOP), proses reservasi dan administrasi, serta tata cara penerimaan tamu. Semua aktivitas itu, harus menjaga protokol kesehatan, dan yang terakhir penyesuaian jam kerja serta monitor dan evaluasi penerapan SOP secara berkala.

"Adanya panduan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan juga agar dunia pariwisata tetap berjalan dengan memberikan jaminan kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan pada wisata arung jeram," katanya dalam webinar, Senin (3/5).

Beberapa protokol kesehatan yang disyaratkan dalan wisata arung jeram, misalnya perahu dengan tiga thwart (penyangga di perahu) hanya boleh membawa empat wisatawan plus pemandu, dengan thwart belakang dikosongkan. Penempatan peserta diatur sedemikian dengan memperhatikan jarak aman di dalam perahu.

Siswo P Santoso, penikmat wisata arung jeram sekaligus seorang dokter menyampaikan bagaimana kerja virus corona terhadap air serta bagaimana cara membantu korban apabila kecelakaan air di masa pandemi tersebut.