Remaja harus juga memerhatikan asupan gizi loh!

 Ini karena mereka akan masuk dalam usia produktif, pasangan subur, dan usia bekerja.

Ilustrasi. Pixabay

Indonesia sudah masuk era bonus demografi. Di mana usia produktif angkanya lebih banyak dari nonpoduktif. Hal Ini perlu menjadi perhatian, terutama remaja dengan usia 10-18 tahun dari kemenkes, 10-24 tahun dan belum menikah dari BBKN, serta 10-19 tahun dari Unicef-Unfo-WHO.

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengatakan, perlunya pendampingan pada masa remaja, karena jumlah 27,94% dari jumlah penduduk Indonesia merupakan populasi terbesar. Untuk itu, generasi Z perlu mendapatkan bekal pendidikan yang cukup, karena dapat berpengaruh dalam peningkatan derajat kesehatan di masa mendatang.

"Mereka harus tumbuh menjadi generasi sehat dan cerdas sehingga nantinya bisa membentuk keluarga yang berkualitas," ucap dia dalam webinar, Selasa (13/4).

Salah satu pendampingan yang diperlukan, yakni mengenai pentingnya remaja menjaga gizi, sehingga dapat menurunkan potensi underweight, wasting, dan terutama stunting yang berpotensi naik saat pandemi Covid-19.

"Remaja juga perlu mempelajari nutrisi dan angka kecukupan gizi indvidu, sehingga para perempuan saat melahirkan tidak terjadi stunting pada bayi akibat kekurangan nutrisi ibu," kata dia.