Sekolah didorong jadi agent of change penanganan sampah

Pelibatan sekolah dalam upaya mengedukasi perilaku penanganan sampah sejak usia dini.

Pelibatan 25 sekolah di Toba dalam upaya mengedukasi perilaku penanganan sampah sejak usia dini. Foto istimewa

Hanya dalam jangka waktu empat bulan, sebanyak 50 guru dari 25 sekolah di Kabupaten Toba Sumatera Utara, berhasil memengaruhi 3.000 pihak lainnya untuk membuat perubahan terkait penanganan sampah yang terintegrasi. Hal ini diharapkan bisa menginspirasi para guru dan sekolah lainnya di Indonesia untuk bersama-sama menjadi penggerak penanganan sampah di lingkungan masyarakat.

Kegiatan penanganan sampah yang terintegrasi ini adalah bagian dari Program Gerakan Indonesia Bersih yang dikoordinir Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), untuk mencapai target sampah kelola 100% pada 2025, dengan pengurangan 30% dan penanganan sampah 70%. Di tahun tersebut juga ditetapkan target masyarakat memilah sampah mencapai 50% untuk semua jenis sampah plastik. Sehingga, pemilahan sampah di sektor hulu berperan penting dalam upaya mendaur ulang sampah dengan prinsip 3R yakni reduce, reuse, serta recycle.

Ketua Lentera Anak Lisda Sundari menjelaskan, pelibatan 25 sekolah di Toba dalam upaya mengedukasi perilaku penanganan sampah sejak usia dini.

“Mengubah pola pikir dan perilaku generasi muda dalam penanganan sampah melalui pembiasaan di sekolah itu sangat penting. Apalagi komposisi generasi milenial dan generasi yang lebih muda mencapai lebih dari 41% dari total populasi di Indonesia. Kami percaya edukasi dan pelibatan kaum muda akan berkontribusi signifikan dalam upaya mengurangi sampah secara nasional,” tegas Lisda, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (31/3).

Tantangan persoalan sampah di Indonesia memang sangat besar. Menurut data Kementerian LHK, dalam setahun jumlah timbulan sampah sekitar 67,8 juta ton, dan akan terus bertambah seiring pertumbuhan jumlah penduduk. Itulah sebabnya, program penanganan sampah menjadi sangat penting mengingat berbagai dampak kerugian menimpa masyarakat seperti menurunnya kualitas lingkungan meliputi kualitas udara, kualitas air dan kualitas tanah.