Strategi investasi saham saat resesi

Investor disarankan melirik saham-saham yang berada di sektor properti dan konstruksi.

Ilustrasi. Pilihan investasi pada saat resesi. Pixabay.com

Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada kuartal II-2020 tercatat mengalami kontraksi 5,32%. Akibat kontraksi ini, Indonesia bisa dikatakan mengalami resesi teknikal.

Dengan kondisi tersebut, Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan, investor saham belum memandang optimistis perbaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), meskipun penurunan pertumbuhan PDB tidak menekan indeks saham Rabu (4/8) ini.

"Investor belum optimistis, karena kasus positif Covid-19 masih cukup banyak, vaksin masih butuh waktu. Jadi masih banyak hal yang dinantikan pasar. Tetapi minimal, likuiditas pasar sangat longgar," tutur Hans ketika dihubungi, Rabu (5/8).

Melihat situasi ini, Hans menyarankan investor melirik saham-saham yang berada di sektor properti dan konstruksi yang masih berpeluang mengalami kenaikan. Sebab, Hans melihat pemerintah akan menggelontorkan dana untuk proyek konstruksi pada kuartal III dan IV ini.

Sementara perencana keuangan Melvin Mumpuni mengatakan dengan kondisi resesi, investor mesti membuat rencana investasi terlebih dahulu. Investor bisa menargetkan berapa tingkat pengembalian yang diinginkan dan berapa risiko terbesar dari investasi mereka.