sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Strategi investasi saham saat resesi

Investor disarankan melirik saham-saham yang berada di sektor properti dan konstruksi.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Kamis, 06 Agst 2020 08:14 WIB
Strategi investasi saham saat resesi

Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada kuartal II-2020 tercatat mengalami kontraksi 5,32%. Akibat kontraksi ini, Indonesia bisa dikatakan mengalami resesi teknikal.

Dengan kondisi tersebut, Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan, investor saham belum memandang optimistis perbaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), meskipun penurunan pertumbuhan PDB tidak menekan indeks saham Rabu (4/8) ini.

"Investor belum optimistis, karena kasus positif Covid-19 masih cukup banyak, vaksin masih butuh waktu. Jadi masih banyak hal yang dinantikan pasar. Tetapi minimal, likuiditas pasar sangat longgar," tutur Hans ketika dihubungi, Rabu (5/8).

Melihat situasi ini, Hans menyarankan investor melirik saham-saham yang berada di sektor properti dan konstruksi yang masih berpeluang mengalami kenaikan. Sebab, Hans melihat pemerintah akan menggelontorkan dana untuk proyek konstruksi pada kuartal III dan IV ini.

Sementara perencana keuangan Melvin Mumpuni mengatakan dengan kondisi resesi, investor mesti membuat rencana investasi terlebih dahulu. Investor bisa menargetkan berapa tingkat pengembalian yang diinginkan dan berapa risiko terbesar dari investasi mereka.

"Investor bisa mempelajari sektor-sektor yang tidak terdampak negatif karena Covid-19," ujar Melvin saat dihubungi, Rabu (4/8).

Melvin melanjutkan, melihat situasi pandemi saat ini yang berpengaruh ke sektor transportasi dan wisata, investor bisa menghindari saham-saham di sektor tersebut.

"Sedangkan industri yang tidak terlalu terdampak negatif oleh Covid-19, seperti perusahaan mie instan, bisa menjadi pilihan investasi konsumen," kata dia.

Sponsored

Setelah menentukan saham-saham yang akan dibeli, Melvin mengatakan investor harus bisa menentukan harga beli dan harga jual. Dia mencontohkan, sebagai value investor, dirinya akan membeli saham ketika harganya murah atau undervalued, dan menjual sahamnya ketika harga intrinsiknya sudah minimal.

Setelah melakukan hal-hal tersebut, Melvin pun menyarankan investor untuk melakukan review portofolio mereka secara teratur, misalnya setiap tiga bulan.

Berita Lainnya
×
tekid