Studi: Main boneka bisa kembangkan keterampilan sosial anak

Sayangnya, hanya 26% dari 15.000 orang tua yang mengetahui hal ini.

Ilustrasi. Pexels

Studi terbaru Universitas Cardiff, Inggris, menyebutkan, permainan boneka mengaktifkan daerah otak yang memungkinkan anak-anak mengembangkan empati dan keterampilan pemrosesan informasi sosial, termasuk saat bermain sendirian, dibandingkan bermain tablet.

Penelitian tersebut, yang menggunakan pendekatan ilmu saraf (neurosains) untuk pertama kalinya, dilakukan Barbie dan tim ahli saraf Universitas Cardiff. Tujuannya, mengeksplorasi dampak positif permainan boneka terhadap anak-anak.

Anak-anak yang bermain boneka lebih bermanfaat dibandingkan bermain tablet karena dapat belajar bagaimana mengantisipasi kebutuhan orang lain, merencanakan perilaku dan tindakan, memikirkan emosi orang lain, serta keterampilan diplomasi dan bagaimana menyelesaikan permasalahan. Faedah bermain boneka sendirian juga terbukti sama, baik untuk anak laki-laki maupun perempuan.

Untuk memahami relevansi penelitian ini, Barbie secara independen melakukan survei terhadap 15.000 orang tua di 22 negara. Hasilnya, 91% orang tua menilai empati sebagai keterampilan sosial utama yang ingin mereka kembangkan pada anak mereka, tetapi hanya 26% yang menyadari bermain boneka dapat membantu anak mereka mengembangkan keterampilan itu.

Kenormalan baru (new normal) saat pandemi Covid-19 mendorong orang tua harus lebih memperhatikan perkembangan anak-anak. Apalagi, kebijakan jaga jarak dan belajar dari rumah berpotensi membuat si buah mati merasa terisolasi, membatasi kesempatan bermain di luar, dan berinteraksi dengan teman-teman mereka.