Yang perlu dilakukan agar aman saat menggunakan media sosial

"Seperti di dunia nyata, menjaga perilaku kita adalah cara terbaik agar aman saat berada di ruang publik."

Ilustrasi media sosial. Freepik

Head of Centre for Publication LP3M & Anggota Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi), Xenia Angelica Wijayanto, menilai, sebaran hoaks, perundungan, ujaran kebencian, dan intoleransi menjadi tantangan yang perlu diwaspadai di tengah pertumbuhan pengguna internet. Ini perlu diantisipasi agar dunia digital tetap membawa hal positif bagi masyarakat.

"Masih banyak masyarakat dengan literasi yang rendah, namun memiliki tingkat emosi yang tinggi ketika menggunakan internet ataupun media sosial. Akibatnya, masih sering ditemui konten negatif, semisal ujaran kebencian dan pelanggaran privasi yang terjadi di dunia maya," katanya dalam keterangannya, Rabu (7/9).

Padahal, kata Xenia, banyak hal bermanfaat yang dapat dipraktikkan dan dijadikan sebagai aktivitas sehari-hari. Misalnya, menyebarkan konten positif, mempromosikan gaya hidup yang berkualitas, dan menciptakan ruang diskusi yang sehat.

"Mari mengisi dunia digital dan menjadikannya sebagai ruang yang berbudaya, sebagai tempat kita belajar, berinteraksi, dan tempat anak-anak kita tumbuh berkembang. Media digital juga dapat dijakan sebagai tempat untuk kita hadir sebagai bangsa yang bermartabat," tuturnya.

Dosen Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dan anggota Japelidi, Gilang Jiwana Adikara, menambahkan, warganet perlu kembali memahami perbedaan maupun batasan antara ruang pribadi dan ruang publik untuk menjaga keamanan diri di dunia maya.