Para "pengepul" vaksin Covid-19

Mayoritas vaksin yang siap diproduksi telah diijon negara-negara kaya.

Ilustrasi vaksin Covid-19. Alinea.id/Bagus Priyo

Kebutuhan vaksin kian urgen seiring dengan lahirnya gelombang kedua pandemi Covid-19 di Eropa dan Amerika Serikat. Seolah berkejaran dengan waktu, perusahaan-perusahaan farmasi global mengebut uji klinis tahap terakhir. 

Menurut catatan World Health Organization (WHO), setidaknya ada 10 vaksin yang tengah atau telah selesai diuji klinis ke manusia. Dua di antaranya, yakni Moderna dan Pfizer/Biontech, telah mengajukan izin penggunaan darurat dan mengklaim efektivitas vaksin di atas 90%. 

Meski begitu, imunisasi populasi secara global tidak akan mudah dituntaskan dengan cepat. Pasalnya, mayoritas vaksin telah diijon oleh negara-negara kaya. Negara-negara miskin umumnya tidak punya duit untuk berburu vaksin.

Hasil riset Global Health Innovation Centre di Duke University, North Carolina menemukan bahwa sudah ada 3,8 miliar dosis vaksin yang diijon negara-negara kaya. Sejumlah negara bahkan telah memesan lebih dari dua dosis per orang untuk memenuhi kebutuhan mereka. 

Kanada, dengan 9 dosis vaksin per orang, menjadi pengijon terbesar. Negara itu diperkirakan mengamankan 338 juta dosis vaksin jika mengacu pada jumlah penduduknya pada 2019, yakni 37,5 juta orang. Di bawah Kanada, ada Australia, Inggris, dan Amerika Serikat.