Relaksasi lockdown di berbagai negara

Seiring dengan menurunnya jumlah kasus positif Covid-19, sejumlah negara mulai berani melonggarkan aturan-aturan terkait lockdown.

Ilustrasi relaksasi lockdown. Alinea.id/Hadi Tama

Seiring dengan menurunnya jumlah kasus positif Covid-19, sejumlah negara mulai berani melonggarkan aturan-aturan terkait lockdown atau karantina wilayah. Di Prancis misalnya, toko-toko, kantor, dan sekolah mulai dibuka kembali. Hal serupa juga terjadi di Jerman, Italia, dan sejumlah negara Eropa lainnya. 

Di Asia, China bahkan memutuskan untuk tak lagi menerapkan lockdown di Kota Wuhan, asal virus Covid-19. Senada, Korea Selatan juga melonggarkan kebijakan karantina wilayah dengan membuka kembali sekolah-sekolah, restoran, dan gedung-gedung perkantoran. 

Namun demikian, kebiakan merelaksasi lockdown di sejumlah negara berujung blunder. Di Jerman, kasus positif Covid-19 meningkat setelah relaksasi diberlakukan. Sumber penularan berasal dari kasus positif Covid-19 di tempat penjagalan hewan. 

Begitu pula di Korea Selatan. Awal Mei lalu, pemerintah Korsel menutup kembali bar-bar dan restoran setelah terjadi lonjakan kasus positif Covid-19. Lonjakan itu dipicu penularan dari orang-orang yang diketahui sering mengunjungi klub malam.