Tiga kasus 'asbun' soal Covid-19

Sejumlah figur publik dikritik karena komentar soal Covid-19.

Figur publik ramai-ramai berbincang soal Covid-19. Ilustrasi Alinea.id/Dwi Setiawan

Selain pejabat pemerintah, politikus dan figur-figur publik ramai-ramai bicara soal wabah Covid-19. Sebagian di antara pernyataan mereka menuai polemik dan memancing kegaduhan di ruang publik.  

Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo, misalnya. Dalam sebuah unggahan di Instagram pribadinya, Gatot mempertanyakan imbauan agar masyarakat tak salat berjamaah di masjid. 

Menurut Gatot, warga negara China, tempat asal Covid-19, masih salat berjemaah di masjid. Ia pun menilai imbauan itu berbau fobia terhadap umat Islam. 

Pengamat media sosial Enda Nasution mengatakan, banjir informasi yang terkait Covid-19 yang memantik kegaduhan merupakan hal yang wajar. Pasalnya, publik saat ini dalam keadaan panik. Kondisi itu diperburuk maraknya hoaks. 

Enda menyebut ada tiga karakteristik hoaks yang beredar saat ini, yakni misinformasi, disinformasi, dan malinformasi. Misinformasi berarti informasi yang disebarkan salah, namun si penyebar percaya bahwa informasi itu benar.