Indonesia: Pertanyaan dan jawaban

Kita tak pernah mengenali pemberi pertanyaan awal di hari-hari bersemi ide dan imajinasi membentuk Indonesia.

Indonesia bermula dari pertanyaan-pertanyaan. Jawaban demi jawaban diberikan, tak pernah rampung dan berkemungkinan mengalami ralat. Kita tak pernah mengenali pemberi pertanyaan awal di hari-hari bersemi ide dan imajinasi membentuk Indonesia.

Pertanyaan-pertanyaan dari masa lalu mungkin enteng dan berat bergantung kondisi tanah, cuaca, makanan, debur ombak laut, dan tarian pepohonan terkena embusan angin.

Pada masa awal abad XX, tata bahasa dan mutu pertanyaan mengalami “pemberatan” dengan kesadaran keilmuan, politik, estetika, dan pers. Orang-orang mulai membuat dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan menggerakkan ejawantah Indonesia.

Pertanyaan dan jawaban kadang bertumbuh di perdebatan pelik. Pada 1918-1919, pertanyaan atas gagasan nasionalisme memunculkan gagasan saling berhantaman antara Tjipto Mangoenkoesoemo dan Soetatmo. Keinginan membesarkan nasionalisme-Hindia Belanda dihantam nasionalisme-Jawa.

Tjipto Mangoenkoesomo memberi jawaban bagi terang nasib tanah jajahan dengan
menegakkan nasionalisme tak sempit. Kalangan pergerakan politik memang sering beredar dan besar di Jawa. Situasi itu tak mengharuskan menjawab keinginan mulia dan bermartabat dengan cukup nasionalisme-Jawa.