Kehendak untuk hidup dalam kalut pandemi

Covid sangatlah nyata dampaknya. Derita dan kematian karena Covid benar adanya. Jelas catatan statistiknya.

Wildan Pramudya Arifin. Foto istimewa

Acap kali kita menjumpai orang yang merasa ngeri melihat satu peristiwa kebencanaan atau kecelakaan, lalu secara spontan bereaksi menutup kedua mata dengan kedua tangannya. Tetapi sesaat kemudian ia mulai merenggangkan jari-jarinya untuk mengintip kondisi korbannya. 

Lebih parah lagi, dalam sebuah kecelakaan lalu lintas, misalnya, sering kita jumpai banyak orang mengerubungi korban, lalu berseru: ih ngeri!, sembari mereka melihat korban yang tergeletak sebagai objek tatapan (baca: tontonan). Mungkin salah tiga dari kita pernah mengalami dan melakukan hal serupa.

Merasa ngeri, tetapi sekaligus terus menatap korban dengan mata telanjang. Ini yang disebut menikmati kengerian. Alih-alih menghindar dari peristiwa yang mengerikan, mereka malah mendekat dan menatapnya dengan “nikmat”. Sebuah perasaan ganjil, ambivalen: ngeri tetapi sekaligus nikmat. Ngeri-ngeri nikmat. 

Ambivalensi semacam ini–kurang lebih–sama dengan yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, tatkala membangun Tugu Peti Mati. Tugu Peti Mati sengaja ia bangun untuk mengingatkan warga tentang bahaya Covid-19 yang merenggut ribuan nyawa manusia. Alih-alih mengutuk dan menghindari kematian, Anies merayakannya dengan membangun tugu. Apakah tidak cukup terang dan nyaring patok nisan kuburan korban Covid memberikan peringatan kepada kita tentang bahaya Covid, sehingga masih harus lagi dibangun tugu?

Itu semua terjadi secara naluriah, demikian kira-kira menurut Freud. Dalam diri manusia melekat naluri ganda, yaitu thanatos atau death instinct (naluri kematian) dan eros atau life Instinct (naluri kehidupan). Thanatos ini semacam kehendak bawah sadar yang menggiring menusia pada peristiwa kehancuran dan kematian yang diwujudkan dalam bentuk tindakan: agresi, sadistik, masokis, korupsi, misalnya. Sebaliknya, eros semacam kehendak untuk melanjutkan kehidupan seperti: berkembang biak, merawat, memelihara, dan lainnya.