Mendengungkan perdengungan ekonomi

Ilmu ekonomi di kita tinggal utang dan gadai, di mana ekonomnya cuma jadi pelacur dan rentenir.

Yudhie Haryono

Aku terlelap di atas buku babon saat terdengar suara telpon genggam meraung-raung. Sebuah berita duka dari anak tercinta. Ayah, "sepuluh ekor ikan kita mati sia-sia di kolam tanpa tahu sebabnya," begitu kabar buruk yang lebih mencekam dari perang Rusia menginvasi Ukrania.

Buku karya Polanyi yang tebal itu seketika terlupa isinya. Saat kuliah dulu tak kupahami, saat lulus terlupakan, saat mau mati baru kubaca lagi karena terserang rayap yang memilukan. Covernya habis. Isinya sudah lapuk. Selapuk umurku kini yang dihiasi putih rambut di mana-mana.

Ide-ide dan temuan Polanyi mendengung kembali di otakku akhir-akhir ini. Maunya, kutulis resensi pendek buat kawan-kawanku yang malas baca buku. Tentu agar mereka terdengungkan nalarnya dan siapa tahu muncul ide-ide baru untuk Indonesia. Kan ilmu ekonomi di kita tinggal utang dan gadai, di mana ekonomnya cuma jadi pelacur dan rentenir.

Ya. The Great Transformation merupakan sebuah buku ekonomi klasik karya Karl Polanyi. Buku yang dirilis pada 1944 oleh penerbit Farrar & Rinehart ini, menjabarkan aneka faktor sosial yang menjelaskan tinggi-rendahnya tingkat kesejahteraan suatu negara dan rakyatnya. Tentu, buku ini juga menggambarkan sejarah periode awal transformasi ekonomi di Inggris.

Polanyi mulai menulis bukunya di Inggris pada akhir 1930-an dan menyelesaikan bukunya di Amerika Serikat selama Perang Dunia II. Dia mulai menjelaskan keruntuhan ekonomi dan sosial abad ke-19, serta transformasi yang telah disaksikannya selama abad ke-20.