Meneropong zonasi sekolah kita

Zonasi sekolah secara umum dianggap berhasil memeratakan mutu pendidikan sekolah di empat negara. 

Australia telah menerapkan selama bertahun-tahun sistem zonasi, hal yang sama juga seperti di negara lain seperti di Amerika Serikat, Jepang dan Inggris. Empat negara ini dianggap berhasil karena beberapa hal, sistem zonase sekolah sangat memerhatikan tempat tinggal murid dan orang tua ketika mendaftar di sekolah, akses yang dekat dan cepat antar sekolah dan tempat tinggal siswa, dalam satu tempat siswa belajar dengan berbagai strata dan latar belakang orang tua mereka.

Itulah yang membuat zonasi sekolah secara umum dianggap berhasil memeratakan mutu pendidikan sekolah di empat negara tersebut. Tetapi tunggu dulu, hal ini bukan berarti pas dan baik untuk diterapkan di Indonesia, karena zonasi sekolah masih menciptakan berbagai masalah di mana-mana.

Efek jangka panjang di empat negara tersebut semua sekolah adalah sekolah yang berkualitas baik, dan pemerintah memerhatikan semua sekolah dan tidak ada sekolah unggulan, dan favorit, seperti di empat negara tersebut di atas, semua sekolah adalah unggul.

Untuk memastikan calon murid memang masuk ke dalam zona sekolah yang diminati, pihak sekolah biasanya meminta berbagai bukti. Misalnya mereka harus menunjukan bukti alamat, tagihan listrik, dan kartu identitas (SIM) dengan nama dan alamat yang harus sama.

Dengan adanya sistem zonasi sekolah, orang tua murid yang ingin agar anak mereka masuk ke sekolah yang dikehendaki sudah mempertimbangkan sejak awal untuk tinggal di daerah yang masuk zona sekolah tersebut. Namun tetap ada saja beberapa sekolah yang dianggap mutunya bagus, maka tidak mengherankan bila kemudian harga rumah atau sewa di kawasan-kawasan sekolah bagus tersebut lebih mahal dibandingkan daerah lainnya.