Menjaga bangsa di unicorn dan decacorn Indonesia 

Dari 10 perusahaan unicorn di Asia Tenggara , Indonesia menyumbang empat unicorn yaitu Gojek, Traveloka, Tokopedia dan Bukalapak.

Muhammad Sufyan Abdurrahman

Pada lansiran Alinea.id pada 1 November menyebutkan, Indonesia menjadi 10 besar negara dengan penghasil perusahaan rintisan digital (start up) bervaluasi di atas US$1 miliar atau terbanyak di dunia.

Pertumbuhan Indonesia, sambung firma bisnis Inggris, Bain & Company, cukup signifikan di regional Asia Tenggara. Pada akhir 2018, terdapat 10 perusahaan yang berstatus unicorn di Asia Tenggara. Unicorn artinya perusahaan rintisan digital tersebut mempunyai valuasi senilai satu miliar dolar AS.

Dari 10 perusahaan unicorn di Asia Tenggara itu, Indonesia menyumbang empat unicorn yaitu Gojek, Traveloka, Tokopedia dan Bukalapak. Bahkan, dari empat nama tersebut, Gojek telah menyandang label decacorn alias sudah mempunyai valuasi perusahaan sebesar 10 miliar dolar AS/Rp140,020 triliun (US$1 = Rp 14.020 kurs BI, Senin 25 November 2019). 

Raihan Gojek memang masuk akal. Setidaknya jika kita komparasikan dengan data riset ilmiah terpercaya. Misalnya dari Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FBUI), yang sudah dua tahun berturut (2017 dan 2018) merilis riset bertajuk “Dampak GOJEK Terhadap Perekonomian Indonesia.”

Poin penting riset tersebut adalah kontribusi Gojek ke ekonomi Indonesia selama dua tahun tersebut telah mencapai hampir Rp60 triliun! (Lihat Tabel 1). LD FBUI sendiri melakukan riset metode kuantitatif tema serupa ini terhadap 7.500 responden mitra Gojek di 9 kota besar Indonesia di 2017 serta 6.732 responden di 9 kota besar Indonesia di tahun 2018). Selain kontribusi ekonomi, data-data menarik lainnya bisa disimak berikut ini: