Peluang berinvestasi di unicorn startup Indonesia

Indonesia saat ini memiliki empat startup “unicorn” yang menjadi raksasa bisnis baru di negara dengan populasi lebih dari 260 juta jiwa ini.

dok Ari Adil

"Ekspansi dulu, untung kemudian" adalah salah satu ciri khas konsep pertumbuhan bisnis dari perusahaan rintisan alias startup. Tidak seperti konsep bisnis perusahaan konvensional pada umumnya yang fokus mengejar profit, tren berkembang bagi startup saat ini adalah merugi tetapi terus mengejar ekspansi. Mengapa demikian? Hal pertama yang dikejar adalah valuasi.

Indonesia saat ini memiliki empat startup “unicorn” yang menjadi raksasa bisnis baru di negara dengan populasi lebih dari 260 juta jiwa ini. Unicorn tersebut terbagi dalam tiga jenis industri, yaitu Go-Jek yang merajai sektor transportasi. Kemudian ada Tokopedia dan Bukalapak sebagai marketplace memberikan solusi berbelanja tanpa menyita waktu dan energi. Bagi masyarakat yang gemar pelesir sangat dimanjakan dengan kehadiran Traveloka.

Bermula dari sebuah konsep, kemudian merangkak tumbuh sebagai startup, hingga kini mereka mampu menjadi korporasi dengan nilai valuasi di atas US$ 1 miliar atau lebih dari Rp13 triliun.

Kesuksesan perusahaan startup unicorn ini tentu tak luput dari derasnya gelontoran dana fantastis dari modal ventura. Memiliki model bisnis dan konsep brilliant, startup unicorn milik anak bangsa ini sukses menjadi primadona para investor untuk menggelontorkan dana, terutama bagi para investor asing.

Hasil riset Google yang dirilis pada akhir 2017 bahkan menunjukkan, nilai investasi di bidang startup teknologi di Indonesia menempati urutan ketiga terbesar setelah sektor migas, dengan total investasi yang masuk berjumlah Rp 40 triliun pada periode Januari hingga Agustus 2017.