Setelah kita membaca realitas, Covid-19 mau ke mana?

Kejadian luar biasa biasanya menyebabkan terjadinya apa yang dinamakan Institutional Drift.

Aji Dedi Mulawarman

Pada 1347-1353, tujuh puluh lima hingga dua ratus juta atau sekitar 60% penduduk Eurasia melayang karena terpapar pes (black death). Kemudian bencana alam di 1815 membuat separuh dunia terimbas dentuman Gunung Tambora. Sejarah juga mencatat sepanjang 1913-1930 terjadinya wabah di berbagai belahan dunia termasuk di masa Hindia Belanda, Jawa Timur mengalami wabah pes yang merenggut puluhan ribu nyawa.

Kejadian luar biasa di atas, biasanya menyebabkan terjadinya apa yang dinamakan Institutional Drift, perubahan yang menyebabkan secara berangsur dan lama menjadi tatanan peradaban baru di masa depan.

Black death muncul di tengah kemunculan peradaban Nusantara di bawah Majapahit, di awal hingga nantinya beratus tahun kemudian kemajuan peradaban Eropa lepas dari kegelapan (the dark ages). Begitu pula peradaban Islam yang berumur ribuan tahun sejak revolusi moral abad ke-7, peradaban Hindu di India, peradaban Cina, revolusi Amerika dan seterusnya. Dan, bencana pandemik Covid-19 saat ini sepertinya adalah awal situasi yang bisa jadi mirip dengan kejadian-kejadian bernuansa Institutional Drift.

Bila dilihat dari perkembangan global, Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang melanda hampir semua negara di dunia menjadi relevan dibicarakan sebagai bagian dari perputaran bandul peradaban yang sedang bergerak menuju kestabilan baru.