Aristides dan jurnalisme yang ia tinggalkan   

Para kerabat mengenang sosok Aristides sebagai sosok yang kritis.

Aristides Katoppo merupakan salah satu pendiri Sinar Harapan. /Foto Facebook.com/aristides.katoppo

Wartawan senior Aristides Katoppo tutup usia. Aristides menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Abdi Waluyo, Menteng, Jakarta Pusat,  pada Minggu (29/9) pukul 12.05 WIB. Pendiri surat kabar Sinar Harapan ini dilarikan ke rumah sakit setelah pada malam sebelumnya mengalami gangguan pernapasan dan luka di kaki.

Adik Aristides Katoppo, Josi Katoppo, mengatakan, kabar duka itu diterimanya lewat putra tertua Aristides, Jura Katoppo. Ia terakhir kali bertemu Aristides sewaktu melayat di hari pemakaman BJ Habibie, Kamis (11/9) lalu. 

"Waktu itu Tides (panggilan Aristides) kelihatan segar dan sehat. Begitu juga sewaktu kembali dari Semeru, hanya saja pakai tongkat karena sudah berusia 81 tahun,” ucap Josi ketika dihubungi Alinea.id, Minggu (29/9) sore. 

Aristides baru saja usai melakukan perjalanan ke kaki gunung Semeru, pekan lalu. Perjalanan itu ditempuhnya bersama Herman Lantang dan Don Hasman untuk memperingati 50 tahun Soe Hok-Gie. Mereka adalah kawan sesama mahasiswa almamater Universitas Indonesia. 

Menurut Josi, Aristides tampak sangat gembira menikmati kebersamaan terakhir dalam perjalanan mengendarai mobil ke kaki Gunung Semeru saat itu.