Bagaimana relasi media dengan humas?

Tidak hanya PR yang harus selalu menjaga relasi dengan media, tetapi media pun harus juga menjaga relasi dengan PR.

ilustrasi. foto Pixabay

Situasi media sudah jauh berubah dari lanskap era tahun 2000-an. Misalnya ihwal berbagi berita, dulu media mainstream menciptakan sesuatu lalu kreasi ciptaan itu dibagikan di media sosial. Kini arahnya terbalik 180 derajat. Lini cetak dalam media massa yang sebelumnya perkasa terdepan dalam menggiring isu, bahkan tidak jarang ketinggalan langkah dari lini lainnya seperti media online dan digital.

Nurul Qomariyah Pramisti, pernah bekerja sebagai reporter tabloid Perspektif dan reporter situs berita detik.com. Setiap tahun sejak 2012, dia konsisten menghasilkan banyak sekali tulisan. Posisi terakhirnya, Redaktur Eksekutif di Tirto, sebelum mengambil peran jadi jurnalis lepas, sekarang.

"Saya akan membagi pengalaman selama 20 tahun jadi jurnalis. Bagaimana selalu berhubungan dengan Public Relations, bagaimana saya menjaga relasi. Tidak hanya PR yang harus selalu menjaga relasi dengan media, tetapi media pun harus juga menjaga relasi dengan PR," kata Nurul dalam Semidar (seminar daring) Universitas Mercu Buana Yogyakarta, Kamis (14/10).  

"Bagaimana situasi media sekarang? Ini sangat penting karena terjadi shifting besar-besaran, apalagi di masa pandemi ini. Tahun 2000-an saya mulai karier di Detik itu lanskap media itu masih berupa bahwa kita create something kemudian media sosial yang akan membagikan apa yang dikreasi oleh media," kata Nurul.

Dijelaskannya bahwa kini lanskapnya adalah dari media arus utama kemudian baru di-share ke media sosial. "What happened right now is very different. Jadi terjadi shifting besar-besaran. Itu sekitar tiga tahun terakhir," tambahnya.