Di balik humas 'hijau' industri tembakau

Dampak lingkungan yang merugikan dari tembakau sering diabaikan oleh publik dan sengaja tidak digubris industri tembakau.

ilustrasi. Istimewa

Dianita Sugiyo menjadi salah satu panelis dalam webinar Talking trash: Behind the tobacco industry's 'green' public relations pada 12 Mei 2022 mendatang. Dianita merupakan Wakil Direktur Muhammadiyah Steps (sebelumnya bernama Muhammadiyah Tobacco Control Centre-MTCC), sebuah pusat penelitian di bawah Lembaga Penelitian dan Inovasi, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Indonesia. Dianita juga Dosen Keperawatan Kesehatan Masyarakat di Sekolah Keperawatan UMY dan anggota Jaringan Pengendalian Tembakau Muhammadiyah di tanah air.

Bersama tim, ia telah bekerja di advokasi pengendalian tembakau di Indonesia sejak 2012. Saat ini, Dianita sedang mengambil program PhD-nya di Johann Wolfgang Goethe Universität, Frankfurt, Jerman, jurusan diagnostik pra-kelahiran pada paparan merokok di dalam rahim di kalangan ibu hamil.

Webinar ini dipersembahkan oleh WHO, FCTC, dan STOP. Menjelang Hari Tanpa Tembakau Sedunia, 31 Mei 2022, acara ini akan mengekspos praktik destruktif industri tembakau yang mempengaruhi lingkungan serta taktik greenwashing mereka, dan menunjukkan cara untuk membatasi praktik ini melalui langkah-langkah kebijakan dan kampanye peningkatan kesadaran.

Dampak lingkungan yang merugikan dari tembakau sering diabaikan oleh publik dan sengaja tidak digubris industri tembakau. Acara ini bertujuan untuk mengungkap upaya industri tembakau untuk mewakili produk dan praktik mereka yang merusak lingkungan dan kesehatan secara berkelanjutan dan menyoroti cara membatasi praktik ini melalui langkah-langkah kebijakan dan kampanye peningkatan kesadaran.

Tujuan webinar untuk meningkatkan kesadaran akan praktik destruktif industri tembakau di seluruh siklus hidup produk, termasuk penggundulan hutan, krisis air, penggunaan pestisida, dan limbah produk tembakau. Juga untuk memberikan kejelasan tentang pilihan kebijakan yang berbeda untuk melawan greenwashing hijau (misalnya kebijakan Tanggung Jawab Produsen yang Diperpanjang, menaikkan pajak, larangan kegiatan CSR, dll.)