Diskursus intelektual dapat diatmosferi Dewan Pers, itu harapan Mohammad Nuh

Diskursus itu berupa, satu mencemooh yang lain, dan seterusnya. Sehingga tercipta diskursus sinistik.

Prof Mohammad Nuh. Foto Youtube

Ketua Dewan Pers 2019-2022 Prof Mohammad Nuh resmi menyerahkan jabatannya kepada Prof Azyumardi Azra, Ketua Dewan Pers 2022-2025 di Jakarta, Rabu (18/5). Pada prosesi yang dihadiri insan pers, Nuh meresapi kebahagiaan tersendiri bisa mengakhiri suatu masa bakti dalam keadaan tidak ditanya-tanya.

"Karena ada kalanya begitu mengakhiri masa bakti pakai ditanya. Apalagi yang bertanya di kepolisian atau di kejaksaan," selorohnya, disambut tawa insan pers.

Nuh sendiri mengapungkan satu harapan. Katanya, kita ini sekarang sedang terjebak di satu diskursus yang istilah gampangnya itu: tidak bermutu.

Diskursus itu berupa, satu mencemooh yang lain, dan seterusnya. Sehingga tercipta diskursus sinistik. Akhirnya berujung ke kepolisian (karena pihak yang dicemooh mengadukan.)

Nuh menilai, kalau bangsa ini terjebak di situ saja, tidak akan pernah bertambah pintar. Jadi, mencerdaskan kehidupan bangsa itu tidak mungkin kalau diskursus itu yang saling menghina, sinistik, dan seterusnya.