FBI gunakan medsos untuk merekrut warga Rusia demi informasi

Departemen Pertahanan AS sedang menyelidiki bagaimana dokumen rahasia dengan perincian mengenai perang di Ukraina dipublikasikan di medsos.

Asisten Direktur Divisi Kontra Intelijen FBI Alan E. Kohler Jr. berbicara tentang tindakan penegakan hukum mengatasi represi transnasional. Foto Andrew Harnik-AP

Biro Penyelidik Federal Amerika Serikat (FBI) menggunakan media sosial untuk mencoba dan merekrut warga Rusia demi memperoleh informasi. Di saat yang sama, AS terus membantu Ukraina dalam perang dengan Rusia.

Video rekrutmen, yang diposting ke Facebook dan Twitter, menampilkan rangkaian adegan dari Washington, D.C., dan Kedutaan Besar Rusia. Adegan tersebut diringi narator berbahasa Rusia memberi tahu pemirsa bahwa FBI sedang mencari mata-mata, ekspatriat, dan siapa saja yang memiliki informasi tentang Presiden Rusia Vladimir Putin, menurut Fox News.

"Apakah Anda ingin mengubah masa depan Anda?" kata Asisten Direktur Alan Kohler dari Divisi Kontra Intelijen FBI. "FBI menghargai Anda. FBI dapat membantu Anda, tetapi hanya Anda yang memiliki kekuatan untuk mengambil langkah awal."

Peluncuran kampanye medsos baru ini tampaknya telah dimulai pada Februari, bulan yang sama ketika perang di Ukraina diperingati setahun pertama.

Mantan Kepala Stasiun CIA Moskow Dan Hoffman mendukung kampanye tersebut, mengatakan dalam video tersebut bahwa pesan di medsos "tajam" dan "cerdas". Namun, mantan petugas intelijen Badan Intelijen Pertahanan dan penutur asli bahasa Rusia Rebekah Koffler kurang antusias dengan kampanye tersebut. Ia mengatakan kepada Fox News Digital bahwa video FBI cacat dan komentar narator tidak selalu masuk akal, yang "merusak kredibilitas FBI."