Helmy Yahya blak-blakan bicara kondisi TVRI

Helmy Yahya blak-blakan membongkar kebobrokan lembaga penyiaran publik, Televisi Republik Indonesia atau TVRI.

Direktur Utama LPP TVRI nonaktif Helmy Yahya menunjukkan surat pemberhentian dari jabatannya oleh Dewan Pengawas LPP TVRI saat menggelar konferensi pers di Jakarta. Antara Foto

Setelah resmi dipecat sebagai Direktur Utama TVRI, Helmy Yahya blak-blakan membongkar kebobrokan lembaga penyiaran publik, Televisi Republik Indonesia atau TVRI. Dari mulai hilangnya alat-alat milik kantor, pengelolaan keuangan, sampai persoalan pegawai.

Helmy mengaku awalnya tak diperbolehkan berbicara mengenai kondisi TVRI kepada publik. Namun, setelah resmi dipecat Helmy memilih tak tinggal diam. “Kemarin sebagai dirut saya enggak boleh ngomong, sekarang sudah resmi enggak (menjabat) dirut, boleh ngomong,” kata Helmy dalam konferensi pers di Jakarta pada (17/1).

Helmy menjelaskan, saat ditunjuk sebagai dirut pada 29 November 2017, kondisi TVRI sangat memprihatinkan. Rating share di bawah 1%, logo TVRI dikatakan jadul alias jaman dulu. Kemudian peralatan banyak rusak. Bahkan ada 200 unit laptop dan 200 unit kamera yang hilang.

“SDM dan corporate culture-nya juga tidak terlalu terbentuk dengan baik. Pengelolaan aset juga mengkhawatirkan," ujar Helmy. 

Lebih lanjut, Helmy mengatakan karyawan TVRI saat itu tidak ada yang mendapatkan tunjangan. Selama ini mereka hanya sekadar menerima gaji pokok. Hal ini diperparah dengan fakta bahwa selama 15 tahun terakhir, karyawan TVRI dilarang menerima status sebagai pegawai negeri.