Jurnalis dalam pusaran isu korupsi

Beberapa jurnalis terseret dalam pusaran isu korupsi. Penjagaan independensi terhadap sumber berita diyakini sebagai salah satu penyebabnya.

Siswa SD Negeri Bromantakan mengamati patung tokoh-tokoh pers Indonesia saat mengunjungi Monumen Pers Nasional di Solo, Jawa Tengah, Jumat (9/2). Selain untuk memperingati Hari Pers Nasional, kegiatan belajar luar ruang tersebut untuk mengenalkan siswa tentang dunia dunia kewartawanan dan pers Indonesia/Antara Foto

Beberapa waktu lalu, nama kontributor Metro TV Hilman Mattauch terseret kasus kecelakaan mobil yang ditumpangi terdakwa kasus E-KTP, Setya Novanto. Mantan koordinator jurnalis parlemen 2016 itu juga diyakini menghalangi upaya pemeriksaan KPK atas Setya.

Hilman hanya contoh kecil di mana jurnalis ikut serta dalam pusaran kasus korupsi. Meski tuduhan yang dilayangkan padanya adalah menghalang-halangi kerja KPK. Namun tak urung, hal ini jadi tamparan bagi dunia jurnalistik.

“Insan pers harusnya mendukung upaya pembongkaran kasus korupsi, bukannya menghalang-halangi. Ini jelas kontradiktif dengan semangat pers itu sendiri,” tutur Sabir Laluhu, jurnalis Sindo, Jumat (9/2).

Di kota-kota lain, menurut Sabir, juga ada beberapa keterlibatan jurnalis terhadap kasus korupsi. Di Jombang misalnya kasus Operasi Tangkap Tangan (OTT) Bupati Taufiqurrahman disebut-sebut juga melibatkan wartawan setempat. Namun ia menolak memberitahukan secara detail mengenai identitas jurnalis yang terlibat dalam kasus itu. Kendati demikian, ia tak memungkiri, kasus semacam itu masih menghantui dunia pers.

Tahun 2015, beberapa jurnalis juga dipanggil untuk memberikan kesaksian terkait korupsi dana haji yang menjerat mantan Menteri Agama Suryadharma Ali. Jurnalis-jurnalis tersebut dipanggil, karena ikut berangkat naik haji bersama rombongan sang mantan menteri dan koleganya yang lain.