Jurnalis internasional hadapi ancaman kekerasan saat meliput banjir di China

Otoritas China perlu memastikan lingkungan yang aman untuk pers yang melaporkan bencana alam atau masalah lainnya.

Wartawan BBC dikelilingi warga yang tidak suka pemberitaan pers internasional soal banjir di Henan. foto Twitter

Pada 24 Juli, kerumunan orang yang marah di Kota Zhengzhou, Provinsi Henan, mengepung dan menentang jurnalis dari Los Angeles Times dan penyiar publik Jerman Deutsche Welle. Saat itu, awak kedua media meliput akibat banjir mematikan pekan sebelumnya di kota itu, menurut laporan berita dan posting Twitter wartawan.

Dalam sebuah video yang diposting di layanan mikroblog China Weibo, warga China mengatakan kepada Alice Su, kepala biro Los Angeles Times Beijing, dan Mathias Boelinger, seorang koresponden untuk Deutsche Welle, bahwa kerumunan itu marah karena “seorang reporter BBC salah mengartikan realitas (dari kota itu), mencoreng nama, dan menyerang China,” dan mendesak mereka untuk meliput dengan jujur dan positif. Dalam sebuah utas Twitter, Boelinger mengatakan massa awalnya mengira dia sebagai koresponden BBC Robin Brant dan bahwa ada "kampanye kejam terhadap BBC News di kalangan nasionalis dan media pemerintah."

Su tidak menanggapi permintaan email dari Committee to Protect Journalists (CPJ) untuk berkomentar. Boelinger tidak segera menanggapi permintaan komentar CPJ yang dikirim melalui Twitter.

“Pelecehan terhadap koresponden asing yang hanya melakukan pekerjaan mereka — dalam hal ini melaporkan banjir tragis di Zhengzhou — telah mencapai proporsi yang tidak dapat ditoleransi,” kata Steven Butler, koordinator program Asia CPJ, di Washington, DC. 

“Otoritas China perlu memastikan lingkungan yang aman untuk pers yang melaporkan bencana alam atau masalah lainnya, apakah itu reporter China atau internasional, terutama menjelang Olimpiade Musim Dingin Beijing pada bulan Februari,” sambungnya.