Ketika pasar dan teknologi mempengaruhi media

Media hari ini menjadi terdorong untuk menginformasikan lebih cepat apapun platformnya.

Ilustrasi sosial media. Foto Pixabay

Dari fenomena digitalisasi, diiringi kecepatan internet, otomatis berdampak pada perkembangan media. Berkembangnya arus digital yang sangat tinggi di Indonesia berpengaruh pada paradigma masyarakat terhadap pemberitaan atau informasi yang ada di media arus utama.

Terlebih ketika berbicara mengenai televisi yang memiliki frekuensi, disebut free-to-air, ketika ada beberapa frekuensi atau channel tertentu hanya bisa tertangkap menggunakan antena.  Sayangnya, keberadaan televisi free-to-air itu semakin tergerus dengan adanya media-media digital, platform-platform baru yang lebih mudah diakses yang menawarkan kemudahan, karena lebih simpel.

"Kita ke mana-mana pasti bawa ponsel dan kita bisa mengakses tayangan-tayangan, kanal-kanal Youtube misalnya, di ponsel. Sementara untuk televisi tentu saja kita tidak bisa membawa TV ke mana-mana. Itu jadi salah satu tantangan yang cukup berat untuk media televisi," kata jurnalis video NetTV, Anan Surya, dalam tayangan kanal My Ilkom dari Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung di Youtube.

Anan membubuhkan bahwa pengaruh internet untuk media cetak juga cukup besar. Seperti diketahui kalau media cetak itu sudah pasti ada perlambatan. Berita hari ini baru bisa dimuat besok, maka itu mempengaruhi pola kerja wartawannya pula.

"Tidak mungkin membuat straight news atau berita update di media cetak. Karena sudah tentu ketika besok dimuatnya, itu sudah basi. Akan kalah dengan media-media digital lainnya. Ini head-to-head antara media arus utama, jadi kita masih berbicara tentang media yang memiliki kredibilitas," tuturnya.