Polisi tembakkan gas air mata dan peluru karet ke kumpulan wartawan di Istanbul

Erdogan memposting gambar di Twitter yang menunjukkan luka di pergelangan tangan dan tangannya.

Ilustrasi. foto Anadolu Agency

Polisi di distrik Kadıköy Istanbul mengusik pawai politik untuk memperingati para korban pengeboman Suruç 2015 pada Rabu (21/7). Petugas mendorong, memukul, dan menembakkan gas air mata dan peluru karet ke sekelompok wartawan, melukai setidaknya enam, menurut laporan dan postingan berita di media sosial oleh para jurnalis tersebut.

“Pihak berwenang Turki harus menindak pelanggaran polisi terhadap jurnalis yang meliput protes; petugas terlalu mudah untuk melecehkan, menghalangi, dan menembakkan gas air mata dan peluru karet ke awak pers,” kata Gulnoza Said, koordinator program Eropa dan Asia Tengah Committee to Protect Journalists (CPJ), di New York. “Pihak berwenang harus meminta pertanggungjawaban petugas yang menggunakan kekuatan yang tidak perlu, dan memastikan bahwa jurnalis dapat bekerja dengan aman.”

Dalam sebuah video yang diunggah ke Twitter oleh Eylem Nazlıer, seorang reporter di harian lokal Evrensel, polisi terlihat menembakkan gas air mata dan peluru karet ke Nazlıer dan jurnalis lain saat mereka memerintahkan anggota pers untuk meninggalkan daerah itu.

Jurnalis lepas Emre Orman men-twit sebuah video yang menunjukkan polisi melempar seorang jurnalis ke jalan, dan petugas terlihat memukul beberapa jurnalis dengan tameng mereka. Dalam twit itu, Orman menulis bahwa seorang petugas meninjunya selama perkelahian, dan kemudian mengunggah video lain yang menunjukkan pukulan itu. Setelah kejadian itu, Orman memposting foto bekas memar di wajah, tangan, lengan, dan kakinya.

Meral Danyıldız, reporter untuk harian BirGün, mencuit bahwa jurnalis yang dilempar ke tanah dalam video Orman adalah Fatoş Erdoğan, seorang reporter untuk outlet online Dokuz8haber. Danyıldız juga menulis bahwa seorang petugas telah menangkapnya saat dia meliput bentrokan.