Merosotnya keadaban bermedia, tantangan berat Dewan Pers

Azyumardi berjanji memajukan kawan-kawan yang bergerak di dunia pers, di dunia media umumnya.

Prof Azyumardi Azra. Foto Youtube Dewan Pers

Istilah "jurnalis" sepertinya lebih sensitif gender, sementara kalau istilah "wartawan" tidak sensitif gender. Hal itu diutarakan Ketua Dewan Pers Periode 2022 - 2025 Prof Azyumardi Azra dalam prosesi serah terima jabatan (Sertijab) anggota Dewan Pers.

Prof Azyumardi resmi menjadi Ketua Dewan Pers setelah jabatan itu diserahterimakan dari Ketua Dewan Pers periode 2019-2022 Prof Mohammad Nuh di Jakarta, Rabu (18/5).

Turut memberi kata sambutan dalam acara tersebut, Wakil Ketua Komisi 1 DPR RI Abdul Kharis Almasyhari dan tokoh pers nasional yang pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Pers dua periode 2010-2013 dan 2013-2016 Prof Bagir Manan.

Sertijab disaksikan oleh undangan dari pimpinan lembaga negara, TNI, Polri serta konstituen Dewan Pers, insan pers, dan tokoh masyarakat.

"Tantangan Dewan Pers ke depan bukan semakin ringan tapi semakin berat. Tapi Insya Allah dengan fondasi yang sudah diletakkan oleh Prof Bagir Manan dan Prof Mohammad Nuh, kita merasa lebih yakin, lebih memiliki self-confidence, untuk menjalankan amanah memajukan dunia pers kita," kata Azyumardi.