Pendekatan 'anti-jurnalisme' Google: kabar buruk bagi demokrasi

Google dan raksasa media sosial Facebook tidak akan setuju untuk membayar jumlah yang cukup besar kepada penerbit lokal untuk konten mereka,

ilustrasi. foto Pixabay

Ketua Komisi Kompetisi dan Konsumen Australia (ACCC), regulator persaingan usaha di Australia, yang akan selesai masa jabatannya, Rod Sims, menuduh Google memiliki sentimen anti-jurnalisme dan memperingatkan bahwa setiap upaya yang dilakukan Google untuk menghindari undang-undang akan merusak demokrasi. Soalnya raksasa mesin pencari itu menentang pengenalan undang-undang di Amerika Serikat yang akan memaksanya bernegosiasi dengan media untuk penggunaan konten mereka.

Sims mengatakan tanpa pembuatan aturan daya tawar media berita Australia, Google dan raksasa media sosial Facebook tidak akan setuju untuk membayar jumlah yang cukup besar kepada penerbit lokal untuk konten mereka, kontribusi yang katanya saat ini berjumlah lebih dari US$200 juta per tahun dalam pembayaran.

“Tidak mengherankan bahwa Google tidak menyukai aturannya. Itu memaksa mereka untuk melakukan sesuatu yang tidak ingin mereka lakukan, yaitu membayar jurnalisme,” katanya.

“Itu uang yang tidak akan mereka bayarkan tanpa undang-undang,” tambahnya, dikutip dari Sydney Morning Herald, Senin (14/2/2022).

Komentar tersebut dibuat setelah raksasa pencarian itu menulis kepada Pusat Hak Cipta AS, memperingatkan bahwa upaya untuk membuat undang-undang serupa akan mengurangi jumlah suara media di pasar dan merugikan penerbit kecil.