Radio yang tak tak pernah tergilas zaman

Meski sempat disusul televisi dan media-media massa berformat daring, radio tetap ada dan digemari masyarakat.

SELAMA Jakarta masih macet, radio tak akan pernah mati,” begitu kelakar seorang pengamat.

Stenny Agustaf, penyiar radio yang juga pernah membintangi sinetron komedi “Tawa Sutra” mengaku hal itu. Menurut dia, lokomotif volume pendengar radio berada di pagi dan sore hari. Jumlahnya mendekati 70 persen. 

Ya. Pesatnya industri otomotif dan kemacetan, di kota-kota besar khususnya, memang menjadi salah satu “resep” panjang umur radio. Media hiburan yang ditemukan pertama kali oleh ilmuwan Italia, Guglielmo Marconi pada 1896 itu, hingga saat ini masih beredar di udara. 

Berkat mobil, banyak orang masih mendengarkan radio. Selain tidak terlalu menuntut konsentrasi tinggi, mendengarkan radio dianggap sebagai aktivitas ideal saat mengemudi. 

Ketika mata dan otak berkonsentrasi di jalanan, telinga masih bisa diperintah untuk mendengarkan musik atau berita-berita terkini.