Tujuh kunci utama komunikasi domestik China sejak krisis COVID-19

Bagaimana komunikasi domestik China menghadapi krisis COVID-19?

ilustrasi. foto Pixabay

Hubungan bilateral Indonesia dan China telah berlangsung selama tujuh puluh tahun. Ini bukanlah waktu yang sebentar. Meski di tengah pandemi, hubungan bilateral kedua negara masih terjalin amat baik. Bagaimana dinamika informasi di China?

Pengaruh disinformasi di China sangat minim. Di awal-awal COVID-19 di bulan Desember 2019 dan Januari 2020 sempat muncul berita-berita yang tidak benar. Tapi kemudian dihajar secara massif oleh pemerintah China. Lalu kemudian pemerintah setempat menggerakkan masyarakat untuk memberikan berita-berita yang benar dan bersifat positif. Itu mungkin yang menyebabkan orang berpikir positif dan membangun semangat kebangsaan nasionalisme. Mereka sama-sama berperang mencegah disinformasi, sehingga info yang benar mendominasi komunikasi publik.

Kilas balik itu diingat kembali oleh Duta Besar Indonesia untuk China dan Monngolia, Djauhari Oratmangun, dalam Public Affairs Forum Indonesia digelar Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (Perhumas).

"Mereka tampil pada saat yang tepat di saat ada krisis komunikasi. Jadi ruang hampa itu tidak berlarut-larut, sehingga informasi yang tidak benar masuk di ruang hampa tersebut. Dan secara masif, (postivisme) itu digerakkan," kata Djauhari seperti ditayangkan Checklist Project TV, Selasa (2/11), seraya menganggap perlu membangun komunikasi publik untuk menggerakkan optimisme di Indonesia.

Menurut dia, China memang negara pertama yang terkena dampak serius pandemi, tapi juga negara pertama yang mampu bangkit dari pandemi dengan pertumbuhan ekonomi yang positif. "Mungkin di triwulan keempat ini sudah di atas lima, triwulan ketiga 4,9, triwulan kedua 3,2, triwulan pertama minus 6,8," lanjutnya.