10.400 warga terdampak erupsi Semeru masih mengungsi

Terkait dengan korban jiwa, posko mencatat total jumlah warga meninggal dunia sebanyak 50 jiwa.

Pantauan udara lokasi terdampak awan panas guguran (APG) Gunung Semeru. (Bidang Pengelolaan Data dan Sistem Informasi, Pusdatinkom BNPB)

Posko Penanganan pascaerupsi Semeru mencatat, sebanyak 10.400 warga mengungsi di 406 titik pengungsian pada Senin (20/12), pukul 18.00 WIB. Sebagian besar warga mengungsi di dalam wilayah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. 

Titik pengungsian masih terpusat di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Candipuro 21 titik dengan 4.645 jiwa, Pasirian 17 titik 1.732 jiwa dan Pronojiwo 4 titik 1.077 jiwa. Pos Komando (Posko) Penanganan Darurat Bencana Awan Panas dan Guguran Gunung Semeru terus memutakhirkan data warga mengungsi. Selain terpusat di tiga kecamatan, sebaran titik pengungsian lainnya berada di wilayah Kabupaten Lumajang, seperti Sumbersuko, Pasrujambe, dan Lumajang. 

"Titik pengungsian di luar Kabupaten Lumajang teridentifikasi di Kabupaten Malang sembilan titik dengan total 341 jiwa, Blitar satu titik 20 jiwa, Probolinggo satu titik 11 jiwa dan Jember tiga titik 13 jiwa," jelas Plt. Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, dalam keterangan  tertulisnya, Senin (20/12). 

Memasuki minggu ketiga, posko masih memfokuskan pada pemenuhan kebutuhan dasar para warga di titik-titik pengungsian, di antaranya makanan, kesehatan dan pendidikan.

Sementara itu, posko secara pararel melakukan pembersihan lahan yang nantinya akan digunakan sebagai lokasi relokasi. Hingga hari ini, kegiatan pembersihan area relokasi yang berada di Desa Sumber Mujur itu sudah mencapai 17%.