138 meninggal, alat berat belum masuk Lambata dan Alor

Pencarian jenazah juga terhambat cuaca buruk, sehingga kapal pengangkut alat berat tidak bisa berlayar.

Situasi pascabanjir bandang yang menerjang Kabupaten Lembata, foto diambil pada Minggu (4/4/2021) siang waktu setempat. Foto: BPBD Kab Lembata

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah korban meninggal akibat banjir bandang di Nusa Tenggara Timur (NTT) per Rabu (7/4) pukul 20.00 WITA mencapai 138 orang, 61 masih hilang, 129 luka-luka, dan 13.230 orang mengungsi.

“Total korban meninggal yang telah ditemukan, jasadnya mencapai 138 orang dan yang masih dalam pencarian sebanyak 61 orang,” ujar Kepala BNPB Doni Monardo dalam konferensi pers virtual, Kamis (8/4).

Rincian korban meninggal dunia, yaitu 67 warga Kabupaten Flores Timur, 25 warga Kabupaten Alor, empat warga Kabupaten Malaka, dan 32 warga Kabupaten Lembata. Kemudian, lima warga Kabupaten Kupang, dua warga Kabupaten Sabu Raijua, serta masing-masing satu warga Kabupaten Ngada, Kabupaten Ende, dan Kota Kupang.

Pencarian jenazah terkendala di Kabupaten Lembata dan Kabupaten Alor, karena kesulitan mobilisasi alat berat eskavator dan dump truck untuk mengangkut batu-batu yang sangat besar. Selain itu, pencarian jenazah juga terhambat cuaca buruk, sehingga kapal pengangkut alat berat ini tidak bisa berlayar.

Untuk kerugian materiil, sebanyak 688 unit rumah rusak berat, 272 unit rusak sedang, dan 164 rusak ringan.