587 pekerja migran Indonesia terpapar Covid-19

Atase Ketenagakerjaan diminta untuk meningkatkan upaya pelindungan dan penanganan kasus PMI akibat wabah coronavirus.

Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziah (kedua kanan) menyerahkan bantuan sembako kepada pekerja yang mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan Dirumahkan di Kelurahan Kedaung Kali Angke, Cengkareng, Jakarta Barat, Jumat (8/5).Foto Antara/Nova Wahyudi/wsj.

Berdasarkan laporan dari 12 Atase Ketenagakerjaan (Atnaker) di 11 negara, sebanyak 587 pekerja migran Indonesia terpapar coronavirus baru (Covid-19). Bahkan, pekerja migran meninggal dunia di Jeddah telah mencapai 10 orang. Sebanyak 224 pekerja migran Indonesia telah dinyatakan positif Covid-19.

Terbanyak berasal dari negara penempatan Malaysia atau 108 WNI. Disusul secara berurutan, Uni Emirat Arab 40 orang, Arab Saudi 37 orang, Qatar 19 orang, Kuwait 13 orang, Singapura lima orang, Taiwan dua orang dan Brunei Darrusalam satu orang..

Sementara sebanyak 353 pekerja migran Indonesia telah menjalani karantina. Rinciannya, terbanyak Korea Selatan atau 173 orang. Disusul berurutan Qatar 90 orang, Arab Saudi 89 orang, Kuwait 10 orang.

Menteri Ketanagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mengatakan, akan terus memantau kemajuan situasi dan kondisi pekerja migran Indonesia selama pandemi Covid-19 ini. Pemantauan juga bertujuan untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 dari luar negeri ke Indonesia.

“Para Atase Naker saya minta waspada 24 jam, telepon seluler jangan dimatikan, agar anak-anak kita bisa mengadu kapan pun. Ingat, orang sakit tidak kenal jam dan waktu. Jangan bosan memberi tahu anak-anak kita supaya empat Jangan. Jangan mudik. Jangan lupa masker. Jangan kumpul-kumpul. Jangan lupa cuci tangan,” ujar Ida, dalam keterangan tertulis, Minggu (10/5).