88% orang pernah menyebarkan hoaks

Masyarakat diimbau memeriksa sumber informasi yang diragukan kebenarannya dengan mengeceknya ke situs berita.

88% orang pernah menyebarkan hoaks. Freepik

Sebanyak 88% orang pernah menyebarkan berita bohong atau hoaks meski sebatas meneruskan informasi yang diterimanya. Ini menunjukkan masih minimnya literasi digital.

Sementara itu, berdasarkan survei indeks literasi digital nasional 2021, yang diselenggarakan Kominfo dan Katadata Insight Center, Indonesia masuk kategori "sedang" dengan angka 3,49 dari 5. 

Kepala Unit ICT Universitas Dipa (Undipa) Makassar, Erfan Hasmin, mengatakan, hoaks memiliki ciri-ciri tertentu. Misalnya, judul tulisannya provokatif dan sensasional demi memancing perhatian khalayak.

Oleh sebab itu, masyarakat diimbau memeriksa sumber informasi yang masih diragukan kebenarannya ke suatu situs berita. Hoaks diproduksi situs berita yang tidak populer.

"Hoaks memiliki dampak negatif, seperti menimbulkan perpecahan di masyarakat, menurunkan reputasi seseorang, hingga publik yang tidak lagi percaya akan sebuah fakta lantaran begitu seringnya terpapar hoaks," kata Erfan dalam keterangan, Selasa (14/3).