Ancaman radikalisme membayangi hajatan Pilpres 2024

Ancaman gerakan radikalisme dan intoleransi sudah nyata. Kandidat capres harus mempunyai komitmen untuk menjaga Indonesia.

Ilustrasi pemilu. Foto Pixabay.

Kandidat calon presiden (capres) di Pilpres 2024 disebut harus mempunyai komitmen untuk menjaga Indonesia dan merawat kebhinekaan. Hal itu penting untuk memastikan tidak ada yang menggunakan politik identitas atau politisasi agama serta memanfaatkan kelompok radikal-intoleran guna mendapatkan keuntungan elektoral semata.

"Capres 2024 haruslah yang memiliki komitmen tinggi dalam menjaga Indonesia, merawat kebhinekaan, menjaga integrasi nasional dan yang mampu melanjutkan program pembanguan Presiden Jokowi," ujar Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) Petrus Selestinus, Sabtu (29/11).

Menurut Petrus, komitmen ini penting karena ancaman gerakan radikalisme dan intoleransi sudah nyata di Indonesia. Juga, kata dia, sempat berpeluang merusak keutuhan Indonesia dengan memanfaatkan momentum Pilkada DKI Jakarta dan Pilpres 2019.

"Ini yang perlu disadari para kandidat capres 2024 kelompok radikal dan intoleran akan memanfaatkan setiap momentum politik untuk masuk ke kekuasaan," ujarnya.

Selain itu, kata Petrus, partai politik juga harus memastikan tidak mengusung kandidat capres yang rendah komitmen kebangsaan dan kebhinekaannya. Menurut Petrus, peran partai politik sangat penting karena merekalah yang akan menentukan pasangan capres-cawapres yang akan diusung di Pilpres 2024.