Menkes optimis antidotum efektif turunkan fatalitas gangguan gagal ginjal akut

Pemerintah tengah berupaya mendatangkan lebih banyak lagi obat penawar untuk gangguan gagal ginjal akut.

Jika tidak tertangani dengan baik, penyakit ginjal kronis dapat berkembang menjadi suatu gagal ginjal tahap akhir. / Pixabay

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mendatangkan antidotum atau obat penawar untuk gangguan gagal ginjal akut progresif atipikal (atypical progressive acute kidney injury/AKI).

Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, mengaku optimistis antidotum ini efektif mengobati pasien yang saat ini masih dirawat akibat gangguan tersebut.

Disampaikan Budi, pihaknya segera mencari obat penawar ini setelah mengetahui penyebab dari gangguan gagal ginjal akut yang menyerang anak-anak berusia di bawah lima tahun (balita).

"Begitu kita tahu penyebabnya, kita cari obatnya untuk balita yang sudah masuk rumah sakit. Sudah ketemu obatnya, namanya femopizole. Itu nggak ada di Indonesia, kita ambil dari Singapura," kata Budi dalam keterangan pers, Jumat (21/10).

Budi menyebut, antidotum ini kemudian diujicobakan kepada 10 pasien gangguan gagal ginjal akut yang dirawat di RSCM. Hasilnya, kata dia, menunjukkan perubahan yang positif.