Aparat lamban tangani Papua, Sumbar galang dana pulangkan warganya

"Kami menyesalkan respons aparat keamanan dan penegakan hukum yang sangat lamban dan tidak adil."

Warga memadati Bandara Wamena, Jayawijaya, Papua, Jumat (27/9)./ Antara Foto

Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin menyesalkan lambannya aparat keamanan dalam merespons penanganan kasus rasial terhadap warga Papua di Surabaya. Hal ini memicu aksi unjuk rasa dan tindak kekerasan di Wamena yang menimbulkan puluhan korban tewas. 

"Kami menyesalkan respons aparat keamanan dan penegakan hukum yang sangat lamban dan tidak adil," kata Din dalam keterangan tertulis yang diterima Alinea.id di Jakarta, Sabtu (28/9).

Menurutnya, kasus tersebut telah memicu aksi unjuk rasa di sejumlah daerah, seperti di Sorong, Manokwari, Jayapura, dan Jakarta. Lebih parah, terjadi tindak kekerasan di Wamena yang mengakibatkan 33 orang meninggal dan 77 orang lainnya terluka.

"Seyogyanya gerakan protes itu sudah bisa diatasi dan diantisipasi, terutama faktor picunya di Surabaya, berupa penghinaan terhadap orang Papua, sudah harus cepat ditindak tegas," kata

Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah ini pun mengingatkan pemerintah agar tidak terjebak ke dalam sikap otoriter dan represif. Menurutnya, pendekatan ini hanya akan mengundang perlawanan rakyat yang tidak semestinya.