Aparat lamban tangani Papua, Sumbar galang dana pulangkan warganya
"Kami menyesalkan respons aparat keamanan dan penegakan hukum yang sangat lamban dan tidak adil."

Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin menyesalkan lambannya aparat keamanan dalam merespons penanganan kasus rasial terhadap warga Papua di Surabaya. Hal ini memicu aksi unjuk rasa dan tindak kekerasan di Wamena yang menimbulkan puluhan korban tewas.
"Kami menyesalkan respons aparat keamanan dan penegakan hukum yang sangat lamban dan tidak adil," kata Din dalam keterangan tertulis yang diterima Alinea.id di Jakarta, Sabtu (28/9).
Menurutnya, kasus tersebut telah memicu aksi unjuk rasa di sejumlah daerah, seperti di Sorong, Manokwari, Jayapura, dan Jakarta. Lebih parah, terjadi tindak kekerasan di Wamena yang mengakibatkan 33 orang meninggal dan 77 orang lainnya terluka.
"Seyogyanya gerakan protes itu sudah bisa diatasi dan diantisipasi, terutama faktor picunya di Surabaya, berupa penghinaan terhadap orang Papua, sudah harus cepat ditindak tegas," kata
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah ini pun mengingatkan pemerintah agar tidak terjebak ke dalam sikap otoriter dan represif. Menurutnya, pendekatan ini hanya akan mengundang perlawanan rakyat yang tidak semestinya.
"Hindari perasaan benar sendiri bahwa negara boleh dan bisa berbuat apa saja," kata dia.
Kerusuhan di Wamena yang terjadi pada 23 September 2019, memunculkan tanda pagar #minangberduka di lini masa Twitter. Saat diakses pukul 23.40 WIB, Sabtu (28/9), ada 33.100 cuitan dengan tagar ini. Hal ini menyusul jatuhnya 10 orang korban meninggal dari warga Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
Lambungkan hestek #MinangBerduka ???? pic.twitter.com/uzR1lDTuJZ
Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno menyerukan agar masyarakatnya, baik di kampung halaman maupun yang tersebar di seluruh daerah di Indonesia, mengumpulkan dana untuk membantu kepulangan warga Sumbar di Wamena, Jayawijaya, Papua.
"Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemprov Sumbar sudah mulai pengumpulan bantuan. Diharapkan ASN di kabupaten dan kota juga mengikuti. Masyarakat di kampung dan di rantau juga bisa mengirimkan bantuan," katanya di Padang, Sabtu (28/9).
Ketua Ikatan Keluarga Minang (IKM) Papua, Zulhendri Sikumbang, memperkirakan ada sekitar 327 kepala keluarga perantau di Wamena yang ingin pulang.
Dengan estimasi tiga orang per keluarga, ada 900 orang lebih yang harus dibantu kepulangannya. Dengan harga tiket pesawat dari Papua-Padang yang diperkirakan sekitar Rp5 juta per orang, dibutuhkan dana sekitar Rp4,5 miliar untuk memulangkan warga Sumbar.
Irwan mengatakan Pemprov Sumbar sudah membuka rekening khusus untuk membantu perantau di Wamena tersebut. Siapapun yang bersedia membantu bisa mengirimkan bantuan ke rekening Bank Nagari 2101.0210.07340-3 atas nama Sumbar Peduli Sesama.

Derita jelata, tercekik harga pangan yang naik
Senin, 21 Feb 2022 17:25 WIB
Menutup lubang “tikus-tikus” korupsi infrastruktur kepala daerah
Minggu, 13 Feb 2022 15:06 WIB
Segudang persoalan di balik "ugal-ugalan" RUU IKN
Minggu, 23 Jan 2022 17:07 WIB
Bailout SVB dan pendanaan startup yang kian selektif
Sabtu, 25 Mar 2023 16:05 WIB
Jerat narkotika di kalangan remaja
Jumat, 24 Mar 2023 06:10 WIB