Dubes Inggris: AUKUS tak akan mengarah pada transfer teknologi senjata nuklir

Kerja sama trilateral ini disebutkan tidak otomatis memberi peluang Australia memiliki senjata nuklir.

Dubes Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins dalam kuliah tamu 'Meet the Ambassador Series" yang digelar secara virtual, Rabu (22/9) petang. Foto istimewa

Polemik kerja sama pertahanan Australia, Inggris dan Amerika Serikat (AUKUS) terus bergulir. Kerja sama trilateral ini disebutkan tidak otomatis memberi peluang Australia memiliki senjata nuklir.

"Propeler kapal selam itu nantinya menggunakan kekuatan nuklir, bukan kapal selam akan membawa senjata nuklir," tegas Dubes Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins dalam kuliah tamu 'Meet the Ambassador Series" yang digelar secara virtual, Rabu (22/9) petang.

Selanjutnya, Dubes Jenkins menjelaskan AUKUS bukanlah kerja sama pertahanan yang baru. Inggris dan Australia telah menjalin kolaborasi sejak 1914. Sedangkan kerja sama Inggris dan Amerika Serikat telah terbangun selama 60 tahun.

"AUKUS bukanlah sebuah perjanjian (treaty) atau pakta (pact) tetapi merupakan pengelolaan keamanan (security arrangement). Ini (AUKUS) telah melalui proses jangka panjang dan kerja sama  panjang," urai dia.

AUKUS merupakan salah satu komitmen negaranya dalam merespons satu dari empat tantangan di masa mendatang, yakni membangun sistem yang berbasis aturan internasional (international rules based system). Tantangan tersebut harus dihadapi melalui kolaborasi dengan pihak lain yang punya pemahaman yang sama.