Simalakama Gerindra masuk pemerintahan Jokowi

Risiko penambahan partai politik, justru memperpanjang proses pengambilan keputusan dalam pemerintahan.

Prabowo Subianto dalam konferensi nasional Partai Gerindra di Hambalang pada Rabu (16/10). / Ist

Arah politik Partai Gerindra lima tahun ke depan akan ditentukan Ketua Umum Prabowo Subianto dalam rapat pimpinan nasional (rapimnas) yang mulai digelar hari ini (16/10) di Hambalang, Jawa Barat. 

Sebelum menggelar konferensi nasional (konfernas) dan apel kader partai, Prabowo boleh dibilang sukses 'menjinakkan' sejumlah petinggi partai di koalisi pemerintahan. Sebut saja: PDIP, NasDem, PKB, PPP, dan Golkar. Dengan demikian, pintu masuk ke kabinet Presiden Joko Widodo terbuka lebar.

Pengamat Politik Pangi Syarwi Chaniago menilai, kesuksesan safari politik Prabowo, tidak lepas dari narasi yang diusung yakni membantu pemerintahan. Awalnya, safari politik dilakukan untuk rekonsiliasi pasca-Pilpres 2019. Namun, belakangan bergeser menjadi penerimaan dari parpol koalisi yang selama ini berseberangan.

"Ini tentu saja untuk mencairkan suasana, resistansi bergeser menjadi penerimaan mereka dengan terbuka. Yakni, tidak keberatan dengan bergabungnya Gerindra ke koalisi Pak Jokowi," kata Pangi Kepada Alinea.id pada Rabu (16/10).

Dibungkus dengan narasi membangun bangsa bersama-sama, Pangi meyakini, Gerindra dan parpol koalisi Joko Widodo sebenarnya memiliki kepentingan politik.