Bahas stunting, Jokowi singgung sebaran puskesmas tidak merata

Jokowi menyadari persebaran fasilitas posyandu dan puskesmas masih tidak merata.

Presiden Jokowi memberikan sambutan di Rakernas Program Banggakencana dan Penurunan Stunting, di Auditorium BKKBN, Jakarta Timur, Rabu (25/1/2023). YouTube/Sekretariat Presiden

Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mengingatkan soal stunting yang masih jadi masalah besar untuk segera diselesaikan. Menurutnya, permasalahan stunting dapat memengaruhi kualitas sumber daya manusia (SDM) sebuah negara.

Hal ini disampaikan Jokowi dalam sambutannya di Rakernas Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Banggakencana) dan Penurunan Stunting, di Auditorium BKKBN, Jakarta Timur, Rabu (25/1).

"Dampak stunting ini bukan hanya urusan tinggi badan, tetapi yang paling berbahaya adalah rendahnya kemampuan anak untuk belajar, keterbelakangan mental, dan yang ketiga munculnya penyakit-penyakit kronis yang gampang masuk ke tubuh anak," kata Jokowi.

Disampaikan Jokowi, anak berusia di bawah lima tahun (balita) di Indonesia terbilang cukup besar. Jumlahnya mencapai 21,8 juta jiwa. Sementara, data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat angka stunting di Indonesia pada 2022 sebesar 21,6%.

Oleh karenanya, Jokowi meminta agar setiap daerah memiliki data yang akurat dan rinci. Hal ini diperlukan untuk mempermudah para penyuluh melakukan pengawasan dan memberikan perawatan kepada anak yang mengalami stunting.