Bangau-bangau yang menghilang dari rimba mangrove terakhir Jakarta

Luas hutan mangrove di Jakarta terus berkurang dari tahun ke tahun.

Perahu nelayan hilir-mudik di perairan dekat kawasan konservasi mangrove Muara Angke, Jakarta Utara, Sabtu (14/1). Alinea.id/Kudus Purnomo Wahidin

Gumpalan awan mendung menggelayut di langit dermaga Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (2/1) siang itu. Pada tanggul yang membentengi kampung nelayan Cilincing dan laut Jawa, sejumlah perahu nelayan bersandar. Perahu-perahu lainnya bertolak meninggalkan dermaga. 

Suherman, 39 tahun, duduk bersila di bokong salah satu perahu nelayan. Tri, 30 tahun, duduk tak jauh dari dia. Menjauh dari dermaga, perahu yang ditumpangi Suherman dan Tri membelah laut menuju Muara Gembong, Bekasi, Jawa Barat. 

Tatapan mata Suherman menyapu pesisir Cilincing. Perahu-perahu nelayan hilir-mudik. Kapal tongkang pengangkut batu bara mengantre di perairan sebelum masuk ke Pelabuhan Kalibaru. 

Suherman teringat masa mudanya. Pada dekade 1990-an, ia masih remaja. Sehari-hari, ia membantu sanak-saudaranya menjual ikan tangkapan dari perairan Bekasi ke Cilincing.

Kala itu, Cilincing masih sangat hijau. Sebagian besar kawasan itu didominasi hutan mangrove. Bangau-bangau aneka ukuran bertengger di dahan-dahan pohon mangrove. Tak banyak rumah warga yang dibangun menjorok ke laut.