Hal ini dilakukan karena upaya pencarian ternyata tidak cukup hanya dengan penyisiran permukaan
Badan SAR Nasional (Basarnas) mengerahkan kapal-kapal dengan alat deteksi sonar untuk menemukan korban dan serpihan pesawat Lion Air JT-610 di bawah laut.
Hal ini dilakukan karena upaya pencarian ternyata tidak cukup hanya dengan penyisiran permukaan. Maka dari itu, tim Basarnas perlu menggunakan sonar guna menemukan badan kapal dan black box.
"Ada lokasi yang disisir dengan sonar. Kami harapkan bisa menemukan body yang lebih besar," kata Direktur Kesiapsiagaan Basarnas Didi Hamzar, Selasa (30/10).
Sudah ada 25 unit kapal yang digunakan untuk penyisiran serpihan dan badan kapal. Beberapa di antaranya adalah kapal Barunajaya dan Basudewa.
Kendati demikian, Basarnas juga masih terus melakukan pencarian korban. Sebab, jika mengacu pada standar SOP, pencarian korban selayaknya dilakukan selama tujuh hari. Jadi, Basarnas tidak mau dikesankan hanya fokus mencari serpihan dan badan kapal. "Fokus untuk menemukan semuanya," pungkas Didi.