Bau 'amis' bansos Covid-19: Dari Sri Mulyani hingga Anies

Bansos marak dijadikan alat kampanye terselubung oleh pemerintah daerah.

Elite-elite politik memanfaatkan bansos Covid-19 untuk pencitraan. Ilustrasi Alinea.id/Dwi Setiawan

Bantuan sosial penyanitasi tangan dari Bupati Klaten Sri Mulyani untuk masyarakat terdampak Covid-19 mendadak viral di media sosial, akhir April lalu. Dalam foto-foto yang diedarkan warganet di Twitter, wajah sang bupati terpampang pada bungkus penyanitasi tangan itu. 

Sejumlah akun Twitter menyandingkan foto stiker pada botol penyanitasi tangan itu dan foto botol itu setelah stiker dilepas. Di balik botol, ternyata ada stiker lain bertuliskan bantuan Kementerian Sosial. Tak butuh lama, anggapan Sri Mulyani menggunakan bansos untuk pencitraan pun dengan segera "disepakati" mayoritas warganet. 

Namun, Sri Mulyani menepis tudingan itu. Menurut dia, ada dua jenis bansos yang beredar di masyarakat. Yang pertama, bansos dari Kemensos. Kedua, bansos dari kantong pribadinya. Bansos dari Kemensos, kata dia, diotak-atik orang tak bertanggung jawab guna menyerangnya. 

"Hand sanitizer yang ada tempelan (bantuan) bupati itu murni pengadaan non-APBD. Jadi, dari saya sebagai Sri Mulyani dan dari teman-teman yang membantu,” ujar Sri Mulyani seperti dikutip dari Kompas.id.