Beli Rafale-Scorpene Prancis, apa untungnya buat Indonesia?

Indonesia telah meneken MoU pengadaan 42 Rafale dan dua Scorpene dari Prancis dalam rangka memodernisasi alutsista.

Rafale, jet tempur serbaguna diproduksi Dassault Aviation yang berbasis di Prancis dan dibeli Indonesia sebagai upaya modernisasi alutsista. Pixabay

Indonesia memborong 42 Rafale, jet tempur serbaguna produksi Dassault Aviation yang berbasis di Prancis. Namun, kontrak kerja sama yang baru diteken melalui mekanisme kemitraan 2+2 antara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) dan Kementerian Pertahanan (Kemhan) masing-masing negara sebanyak enam unit.

Keputusan tersebut pun direspons positif oleh pengamat militer Lembaga Studi Pertahanan dan Studi Strategis, Beni Sukadis. "Tentu saja dari segi jumlah cukup menambah daya gentar (deterrent) di kawasan Asia Tenggara, terutama untuk mengawasi wilayah udara RI yang sangat luas ini," ujarnya kepada Alinea.id, Jumat (11/2).

Selain itu, menurutnya, upaya pembelian alat utama sistem senjata (alutsista) ini bakal membuat posisi pertahanan udara Indonesia semakin diperhitungkan dalam menghadapi ketegangan di Laut China Selatan (LCS).

"[Dalam merespons] situasi di Natuna Utara, solusinya memang dengan modernisasi senjata, tidak bisa hanya dengan diplomasi saja. Dengan menunjukkan kita punya persenjataan itu, China pasti jadi pikir-pikir untuk berurusan," bebernya.

“[Pembelian ini membuat] kita jadi semakin disegani. Apalagi, setahu saya, Pak Prabowo (Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, red) pesan ini berikut senjatanya karena selama ini kita tidak punya senjata," imbuh dia.